Assalamualaikum
Wr.Wb
Dalam tulisan ini penulis akan membahas
fenomena-fenomena politik didalam sebuah kehidupan Berbangsa dan Bernegara. Kita tentu
mengenal masa transisi jabatan dalam sebuah pemerintahan, Pergantian kekuasaan
dari periode yang awal ke periode yang selanjutnya. Dalam hal ini, proses
penetapan calon-calon yang akan duduk sebagai jajaran pemerintahan baru sudah
sangat jelas dilakukan oleh Kelompok, baik partai dsb. Yang perlu diperhatikan,
proses penetapan calon tersebut bukanlah dengan cara sembarangan, perlu proses
seleksi yang sangat rumit agar muncul calon-calon yang benar-benar berkompeten
dan mempunyai track record yang jelas. Karena kalau tidak, pemerintahan itu
nantinya akan berjalan seperti halnya sesorang yang amatiran. Itulah hal ideal
dalam sebuah proses penetapan jajaran pemerintahan.
Tetapi
disisi lain, Realitas yang terjadi mengatakan sebaliknya meskipun tidak
general. Banyak didaerah-daerah tertentu pemerintahan dipegang oleh seorang
yang dulunya sebelum duduk dalam jabatan pemerintahan adalah seorang Mafia,
Penjudi, Mantan Napi , dsb, yang mana
seharusnya mereka tidak layak duduk dalam jajaran pemerintahan. Sehingga, yang
terjadi adalah kekacauan atau kegaduhan dalam masa-masa pemerintahannya.
Kalau ditanya kenapa bisa terjadi?
Jawabanya adalah tentu inilah sistem Demokrasi, Semua berhak untuk mencalonkan
diri menjadi pejabat pemerintahan. Asal kapital kuat, akses komunikasi besar
siapapun bisa menang dalam kontestasi politik ini. Untuk menjelaska hal ini
banyak sekali aspek yang bisa di pakai
antara lain adalah Aspek Manusia itu sendiri.
Jadi seperti ini, Didalam melihat
fenomena yang bisa kita sebut dengan istilah “Ketiadaan Moral Politik” ini kita
bisa membedah hal ini dari sudut pandang Hakikat Kita sebagai Manusia. Pejabat
Politik sekarang ini dalam masyarakat Umum telah tercemari dengan istilah
“Rakus”. Karena itu, tidak heran jika dikatan bahwa Manusia itu sebenarnya
adalah Binatang Politik. Istilah ini pernah dilontarkan oleh filsuf yunani
dengan sebutan “Zoon Politicon” atau Binatang Politik apa maksud dari Binatang
Politik? dalam bahasa inggris istilah ini adalah “Political Animal” dan dalam
terjemahannya kata ini adalah kata sifat yang artinya “ Binatang Yang
Berpolitik”. Jadi, bisa dikatakan jika memakai perspektif ini Genus Kita (
Manusia ) adalah Binatang, yang menjadi pembeda antara manusia dengan Macan,
tikus ,Ular, Kuda dan seluruh binatang adalah pada kata Politik. Jadi, Apa
artinya? Artinya adalah Hanya manusia yang mampu berpolitik karena Politik
adalah upaya distribusi keadilan, Karena
binatang tidak perlu sistem distribusi keadilan karena dia sudah diatur oleh
alam untuk mempredasi makhluk yang lain.
Sifat Predatoris bukanlah sesuatu yang tabu bagi binatang karena itu sudah
Natural. Akan Tetapi, pada saat manusia itu memiliki Sifat Predatoris dalam
artian Korup, Haus Kekuasaan, Machiavelian dsb. Maka bisa dikatakan dia gagal
menjadi Manusia, Karena dia masih dalam wujud Binatang tanpa ada embel-embel
Politik.
Itulah Sedikit hal yang menjelaskan,
Mengapa banyak terjadi penyelewengan kekuasaan, ketidakterampilan dalam
menyelenggarakan pemerintahan, karena mereka masih hidup dalam sifat-sifat kebinatangan
yang mana Akal dan hati sebagai alat wajib dalam berpolitik tidak ada. Yang ada
hanya sifat kerakusan, Nafsu, Haus akan jabatan, materi dll. Sehingga, mereka seolah
menjelma menjadi debt collector bagi masyarakat bukan menjadi Publik Educated
yang dibayangkan oleh Aristoteles.
Komentar
Posting Komentar