Langsung ke konten utama

Postingan

KORUPSI DPRD KOTA MALANG ADALAH HAL YANG BIASA

gambar diambil dari website Malang Times oleh :Anak Agung Mip Kita akhir-akhir ini diguncangkan dengan sebuah fenomena yang cukup pelik dan menyebalkan perihal tentang diprosesnya anggota DPRD kota malang. Mengapa tidak, dari 45 anggota DPRD kota malang 41 Diciduk KPK hingga tersisa 4 orang yang berada di DPRD kota Malang. Hal ini tidak hanya mencederai moral publik tetapi juga mencederai status dari Kota Malang sebagai kota pendidikan.         Begitulah dampaknya jika akal sehat tidak dijadikan sebagai acuan untuk bersikap sebagai pejabat publik, entah dengan segala alasan statistik, tukar tambah kekuasaan dsb. Fenomena kota malang bukanlah fenomena yang mengejutkan sebetulnya pada saat seluruh tabiat politik nasional kita amati dan perhatikan dengan seksama.           Kalau kita ingin melihat secara umum iklim dan tabiat politik nasioanal, seluruh kegiatan Politik tidak diselenggarakan di ruang publik, akan tetapi ditransaksikan secara personal. Tukar tambah ke
Postingan terbaru

MENYAMBUT PEMILU 2019 DAN BAGAIMANA POSISI KITA?

Oleh : Anak Agung MIP Baru beberapa minggu yang lalu kandidat calon Presiden Republik Indonesia akhirnya sudah terdeklarasikan. Meskipun berjalan dengan sedikit drama, hal yang ditunggu-tunggu masyarakatpun terbayarkan. Jokowi dan Ma’ruf Amin serta Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno menjadi calon presiden republik indonesia pada pemilu mendatang. Kedua belah pihak memang memiliki track record yang bagus dalam dunia politik maupun yang lain. Masyarakatpun seolah langsung terpolarisasi setelah diputuskannya calon presiden indonesia itu. Tentu, sebagai warganegara yang baik, penulis memiliki harapan yang besar pada kedua calon tersebut. Akan tetapi, sebagai warganegara yang baik juga, penulis ingin merefleksikan perihal tentang apa sebetulnya kita dalam sebuah negara dan perpolitikan ini? Pertanyaan mendasar sekarang, benarkah kita ( rakyat ) adalah tuan dari negara ini dan apakah kita sungguh memiliki pesuruh yang bernama Pemerintah? memikirkan tentang hal ini penulis

Era Post Truth dan masa depan politik indonesia

Oleh Anak Agung MIP Menelisik beberapa kejadian yang sering muncul akhir-akhir ini, entah kebiasaan netizen di media sosial (semisal twitter, Facebook,IG) tentang ujaran-ujaran yang tidak koheren dengan realitas yang ada, menyebabkan stigma berkembang lebih cepat dan tidak terkontrol. Sampai mengkontruksi masyarakat untuk berfikir secara dangkal dan tidak kritis. Akibatnya, segala diskursus publik kepada masyarakat, diarahkan menuju hal-hal yang tidak substansial. Publik dibiasakan melihat masalah sebatas apa yang ditangkap oleh indrawi, tidak diajarkan untuk menggunakan mata akal. Sehingga, segala problematika yang tersodorkan di media tidak pernah disikapi secara kritis oleh masyarakat kita. Jarang sekali penalaran publik sampai ke dasar permasalahan, karena ketidakmampuan akal untuk melihat sisi yang hanya bisa dideteksi oleh mata akal; bukan indra mata. Lalu kita bertanya, kenapa bisa begitu? Jika kita cek secara teoritis, kemunduran akal tersebut biasanya dikataka

INDONESIA NEGARA MAJU : ANTARA PREDIKSI DAN FANTASI?

Indonesia akhir-akhir ini banyak menuai prediksi optimisme tentang potensi-potensi yang mampu menuju kepada arah ekonomi yang lebih baik. Dari data statistik tentang tingkat ekonomi, pengembangan manusia, dan seluruh prediksi tentang arah kemajuan bangsa seakaan diharapkan untuk memberikan energi positif pada semangat perjuangan seluruh struktur lapisan masyarakat. Seperti halnya salah satu prediksi dari lembaga audit dan konsultan ekonomi Price waterhouse Coopers (PWC) yang memprediksi   bahwa ekonomi indonesia bisa mencapai peringkat 5 dunia dan mengungguli ekonomi rusa maupun jerman. Dalam laporan bertajuk The Long View How Will the global economic order change by 2050 yang dirilis pada Februari 2017, perekonomian indonesia akan mencapai US$ 5,42 triliun atau sekitar Rp. 72,14 kuantiliun ( juta triliun ) pada 2030 ( databook.katadata.co.id) . Hal lain yang menjadi prediksi tentang indonesia adalah Bonus Demografi yang akan mencapai puncaknya pada tahun 2030. Bonus dem

PARTAI BEREMBEL ISLAM NYATAKAH?

Apa pilihanmu nanti dalam kontestasi politik 2019? Calon dari Partai Politik berembel Islamkah? Atau dari Partai politik berembel Nasionalis-Relegiuskah (non islam) kah? Masihkah kalian percaya dengan semua itu? Menarik saat kita membicarakan mengenai dua jenis Partai Politik yang menamakan diri mereka Sebagai Partai Politik yang Berembel Islam dan Partai Politik yang Nasionalis. Semacam ada sebuah polarisasi pembeda dari kedua partai itu. Apakah benar demikian? Apakah Partai politik Berembel islam lebih baik dari pada Partai Nasionalis?              Kalau penulis lihat dari rentang waktu pasca reformasi hampir nyaris tidak ada deferensiasi dari Partai politik Berembel islam dan non islam. Mulai dari segi kebersihannya, Pelayanan publiknya, Korupsinya, Perhatiannya kepada publik, Perilakunya, dan sebagainya hampir nyaris tidak ada perbedaan. Berbeda pada saat kita melihat bagaimana dulu orang seperti Mohammad Natsir dan Wahid Hasyim mengklaim Partai mereka Berembe